Festival Budaya Melayu di Tepian Sungai Siak Angkat Isu Pelestarian Alam dan Karhutla

Berita Utama, Budaya44 Dilihat

KabarPekanbaru —  Ribuan warga antusias memadati kawasan Rumah Singgah Tuan Kadi, Tepian Sungai Siak, pada Sabtu malam (19/4/2025), untuk menyaksikan Festival Kreatif Budaya Melayu. Festival ini memadukan pertunjukan budaya, musik, dan lomba berbalas pantun yang mengangkat tema pelestarian alam serta bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Festival yang berlangsung meriah ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Kapolda Riau Irjen Pol Herry Hermawan, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat, serta Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho.

Wali Kota Agung menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang selaras dengan visi Pekanbaru Berbudaya, Maju dan Sejahtera. Ia mengungkapkan komitmennya untuk menata ulang kota dan menjadikan kawasan Rumah Singgah Tuan Kadi sebagai pusat kegiatan budaya dan ekonomi kreatif.

“Festival malam ini memang sederhana, tapi kelasnya sudah nasional. Saya mengajak masyarakat menghadirkan UMKM setiap pekannya di sini,” ujar Agung dalam sambutannya.

Ia juga berharap kegiatan semacam ini dapat digelar secara rutin sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya Melayu sekaligus mendorong kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lokal.

Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika menjelaskan bahwa festival ini merupakan gagasan dari Kapolda Riau Irjen Pol Herry Hermawan. Tujuannya tidak hanya untuk menghidupkan kembali budaya lisan Melayu, seperti pantun, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.

“Festival ini mengkampanyekan bahaya Karhutla dan mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan. Mulai dari tidak membakar sampah hingga tidak membuka lahan dengan cara dibakar,” kata Jeki.

Panggung pertunjukan pun dimeriahkan dengan penampilan seni budaya khas Melayu yang sarat nilai lokal dan edukasi lingkungan. Sorak sorai warga terdengar riuh saat peserta lomba pantun saling adu kreativitas dengan gaya khas Melayu yang kental.

Festival ini diharapkan menjadi titik awal kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya sekaligus melindungi alam dari bencana yang bisa dicegah bersama.