Tanggap Darurat Karhutla, Riau Dapat Dukungan Empat Helikopter dari BNPB

Berita Utama353 Dilihat

KabarPekanbaru.com — Ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terus membayangi Provinsi Riau mendapat atensi serius dari pemerintah pusat. Sebagai respons proaktif, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengabulkan permintaan bantuan tiga unit helikopter Water Bombing (WB) guna memperkuat upaya penanggulangan bencana di wilayah yang rawan terbakar tersebut.

Langkah strategis ini menegaskan komitmen pemerintah pusat dalam mendukung pemerintah daerah menjaga kelestarian ekosistem dan keselamatan publik dari bahaya Karhutla yang kerap menghantui musim kemarau. Ketiga helikopter kini berada dalam tahap akhir pengiriman menuju Riau, dikenal sebagai Bumi Lancang Kuning.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Provinsi Riau, M Edy Afrizal, menyampaikan apresiasi atas kesigapan BNPB dalam merespons surat permintaan bantuan yang diajukan pemerintah provinsi. Surat tersebut dikirim tak lama setelah Riau resmi menetapkan status siaga darurat Karhutla untuk periode April hingga November 2025.

“BNPB telah mengonfirmasi bahwa tiga helikopter water bombing akan segera dikirimkan. Ini merupakan tindak lanjut dari permohonan resmi kami,” ujar M Edy Afrizal dalam konferensi pers, Kamis (17/4/2025).

Tak hanya itu, Edy juga mengumumkan bahwa Riau akan menerima satu unit helikopter tambahan untuk keperluan patroli udara. Dengan demikian, total empat unit helikopter akan memperkuat sistem penanggulangan Karhutla di provinsi ini.

“Satu helikopter akan difungsikan sebagai unit patroli udara. Jadi, total ada empat helikopter—tiga untuk pemadaman dan satu untuk patroli,” jelasnya.

Menurutnya, kehadiran helikopter patroli akan sangat vital dalam mempercepat deteksi dini titik api dan memastikan respons cepat sebelum api meluas. Patroli rutin dari udara akan menjadi ujung tombak pencegahan Karhutla yang lebih sistematis dan efisien.

Proses pengiriman helikopter saat ini masih berlangsung di tingkat BNPB, dan berbagai prosedur administratif maupun teknis tengah diselesaikan. Edy berharap, pengiriman dapat dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin mengingat peningkatan suhu udara yang mulai terasa di sejumlah daerah Riau, yang turut meningkatkan kerentanan terhadap kebakaran.

“Kami memahami bahwa ada tahapan yang harus dilalui, tapi kami berharap percepatan bisa dilakukan mengingat situasi cuaca yang mulai menghangat,” ujarnya.

Meski demikian, situasi Karhutla di Riau hingga kini masih dalam kondisi terkendali. Edy menyebut bahwa sejumlah titik api yang sempat muncul telah berhasil ditangani oleh tim gabungan, yang terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, hingga relawan masyarakat.

Namun, kewaspadaan tetap menjadi prinsip utama. Seluruh personel gabungan diminta tetap dalam posisi siaga penuh selama 24 jam, sebagai bagian dari upaya mitigasi dan respons dini terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.

“Alhamdulillah, hingga kini kondisi Karhutla masih nihil. Tapi kami tidak boleh lengah. Semua personel tetap siaga, agar bisa langsung bergerak saat ada indikasi atau laporan kebakaran,” pungkas Edy.

Dengan dukungan penuh dari pusat, Provinsi Riau kini memiliki amunisi baru dalam menghadapi musim kemarau yang rawan bencana. Keberadaan empat unit helikopter, masing-masing dengan peran vitalnya, diharapkan menjadi kekuatan pengendali Karhutla yang lebih efektif dan sigap.