Kabarpekanbaru.com–Persoalan jalan rusak menjadi isu utama dalam debat calon gubernur dan wakil gubernur Riau, yang berlangsung pada Selasa (29/10/2024). Saat moderator membacakan pertanyaan tentang banyaknya ruas jalan yang rusak di Provinsi Riau, sejumlah wilayah seperti Kabupaten Siak, Kuantan Singingi, dan terutama Indragiri Hulu disebut sebagai area dengan kondisi jalan yang memprihatinkan. Para kandidat menawarkan solusi masing-masing, dari kebijakan jalan khusus hingga perbaikan infrastruktur dasar di wilayah pedesaan.
Menanggapi permasalahan ini, calon nomor urut 3, Syamsuar-Mawardi, mengaitkan kondisi jalan yang rusak dengan keberadaan truk angkutan batu bara. Syamsuar menyebutkan bahwa truk bermuatan batu bara yang melebihi kapasitas menjadi salah satu faktor utama kerusakan jalan di beberapa wilayah, terutama di Kabupaten Indragiri Hulu.
“Khusus untuk angkutan batu bara, kami akan membuat kebijakan jalan khusus, sehingga truk-truk ini tidak lagi melalui jalan umum yang tidak dirancang untuk beban sebesar itu,” ujar Syamsuar. Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan kepolisian untuk menindak kendaraan yang membawa muatan berlebih. “Setelah kami terpilih, kami akan mengambil tindakan tegas pada kendaraan yang melanggar batas kapasitas angkutan,” tegasnya.
Calon nomor urut 1, Abdul Wahid, memberikan pandangan berbeda. Menurut Wahid, solusi bukan hanya pada pengaturan muatan angkutan, tetapi juga pada perubahan kualitas dan konstruksi jalan. “Saya tidak menyalahkan angkutannya, tapi konstruksi jalan yang perlu kita tingkatkan agar mampu menahan beban yang berat,” jelas Wahid. Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur harus dilakukan dengan standar yang jelas dan tahan lama.
Di sisi lain, calon nomor urut 2, M Nasir, menyoroti pentingnya perbaikan jalan di wilayah pedesaan. Nasir berargumen bahwa Riau memiliki potensi sumber daya alam yang besar di daerah-daerah pedesaan, dan infrastruktur jalan yang memadai sangat diperlukan untuk mendukung distribusi hasil bumi dan kesejahteraan masyarakat desa. “Kalau jalan desa baik, seluruh rantai infrastruktur pun bisa meningkat. Kami ingin Riau maju bersama dengan kondisi jalan yang layak hingga ke pelosok desa,” tutur Nasir.
Debat yang berlangsung sengit ini memunculkan beragam pendekatan dari ketiga kandidat, mencerminkan sudut pandang yang berbeda dalam menangani masalah jalan rusak yang sudah lama menjadi keluhan warga. Masyarakat Riau pun berharap bahwa siapapun yang terpilih nanti akan mampu merealisasikan solusi yang diusulkan.
Selama acara debat, masalah jalan rusak mendapat perhatian khusus karena dampaknya yang luas terhadap perekonomian dan mobilitas warga. Ketiga kandidat sependapat bahwa kondisi jalan harus segera dibenahi untuk mendukung perkembangan Riau secara menyeluruh. Syamsuar kembali menegaskan bahwa pengaturan khusus pada truk batu bara sangat penting untuk mengurangi kerusakan di jalan umum. Ia berkomitmen akan menyediakan jalur alternatif agar jalan umum tidak terus mengalami penurunan kualitas akibat angkutan berat yang berlebihan.
Abdul Wahid menggarisbawahi perlunya perencanaan dan pembangunan infrastruktur yang lebih berkualitas. Menurutnya, fokus harus diarahkan pada peningkatan daya tahan jalan, sehingga tidak mudah rusak meski dilewati angkutan berat. “Perlu ada perubahan besar dalam standar pembangunan jalan kita, agar kondisi ini tidak berulang setiap tahunnya,” imbuhnya.
Sementara itu, M Nasir menekankan agar pemerintah tidak hanya terfokus pada jalan-jalan besar saja, tetapi juga memperhatikan akses di desa-desa yang menjadi titik awal distribusi sumber daya. “Pembangunan infrastruktur desa sangat mendesak, karena dari sana lah kita bisa mulai memperbaiki seluruh rantai distribusi dan memperlancar akses ekonomi masyarakat desa,” tegas Nasir.
Debat tersebut memberi masyarakat pandangan mendalam mengenai visi dan prioritas para calon dalam menangani masalah infrastruktur di Riau. Ketiga kandidat sepakat bahwa infrastruktur adalah kunci penting dalam pembangunan wilayah, dan masing-masing berjanji akan membawa perubahan signifikan bagi perbaikan jalan di provinsi ini. Terlebih lagi, mereka memahami bahwa isu infrastruktur jalan adalah keluhan yang sering disuarakan warga dan menuntut langkah konkret dari pemerintah.
Dengan berbagai pandangan ini, masyarakat Riau kini memiliki gambaran jelas mengenai komitmen para calon terhadap isu jalan rusak. Riau berharap siapa pun yang memimpin nanti, dapat memberikan perhatian nyata pada sektor infrastruktur demi kesejahteraan dan kemajuan seluruh lapisan masyarakat.