KabarPekanbaru.com — Kasus stunting di Kota Pekanbaru mencapai 221 orang berdasarkan pengukuran pada Maret 2024.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru, Muhammad Amin mengatakan, persentase stunting mencoba 8,7 persen untuk tahun 2023.
Namun, persentase stunting itu merupakan penilaian melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI). “Itu dalam bentuk survei dengan 750 sampel,” ungkapnya.
Berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasiskan Masyarakat (e-PPGBM), angka stunting tertinggi terdapat di Kecamatan Limapuluh. Jumlah balita stunting 40 orang hingga Maret lalu.
“Jumlah balita yang sedikit di Senapelan, hanya 2 balita. Total anak stunting berdasarkan pengukuran di posyandu sebanyak 221 orang hingga Maret lalu,” ucap Amin.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru, Indra Pomi Nasution mengatakan, Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan angka prevalensi stunting turun dari 16,8 persen pada tahun 2022 menjadi 8,7 persen pada tahun 2023 di Pekanbaru. Angka ini jauh dari prevalensi stunting nasional sebesar 21,4 persen turun dari 21,5 persen.
“Penurunan ini cukup signifikan. Ini bentuk komitmen kami dalam menurunkan angka prevalensi stunting,” ungkapnya, Kamis, (23/5/2024).
Optimalisasi percepatan penurunan dan pencegahan agar tidak terjadi kasus stunting baru dalam keluarga. Makanya, pemko akan terus menguatkan barisan dalam melakukan konvergensi melalui perbaikan struktur maupun prosesnya.
“Upaya penurunan stunting ini merupakan salah satu prioritas pembangunan,” ucap Indra Pomi.
Walau ada penurunan angka stunting, pemko tidak merasa puas. Ia mendorong seluruh pihak terkait memastikan kegiatan untuk pencegahan dan penurunan stunting di tingkat kelurahan.
“Saya mengharapkan agar seluruh pemangku kepentingan dapat terus secara konsisten fokus dalam melakukan upaya signifikan yang terintegrasi dalam penurunan stunting,” harap Indra Pomi.