LAMR Gelar Majelis Dzikir sebagai Ikhtiar Spiritual Perjuangan Daerah Istimewa Riau

Berita Utama73 Dilihat

KabarPekanbaru.com — Setelah menggelar acara Maklumat Daerah Istimewa Riau (DIR) “Terima Kasih Indonesia” pada Selasa pagi (20/5/2025), Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau kembali mengadakan majelis dzikir pada malam harinya sebagai bentuk ikhtiar spiritual dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat Riau.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menjelaskan bahwa majelis dzikir ini merupakan program rutin bulanan LAMR. Namun, pada malam tersebut, tema yang diangkat sangat istimewa karena menyentuh keinginan luhur masyarakat Riau untuk menjadikan Riau sebagai Daerah Istimewa.

“Perjuangan daerah istimewa Riau bermula dari informasi Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri pada 20 April 2025 yang mengonfirmasi Riau sebagai salah satu daerah yang diusulkan menjadi daerah istimewa. Sejak itu, pada 15 Mei 2025, berbagai elemen masyarakat sepakat memperjuangkan status ini dan mempercayakan LAMR sebagai pemimpin perjuangan melalui pembentukan Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR),” ujar Datuk Seri Taufik.

Semangat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei dijadikan momentum kebangkitan perjuangan tersebut. Acara Maklumat Daerah Istimewa Riau yang diadakan di halaman Balai Adat LAMR, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, dihadiri sekitar 350 peserta dari berbagai pemangku kepentingan di Riau.

Datuk Seri Taufik menambahkan bahwa dzikir malam itu merupakan kelanjutan dari ikhtiar spiritual karena keberhasilan perjuangan tidak hanya bergantung pada usaha manusia, melainkan juga kehendak Allah SWT. “Malam ini kita mengetuk langit,” ujarnya.

Mengawali tausiahnya, KH Abdurrahman Qoharuddin mengutip sabda Rasulullah SAW, “Tidak ada majelis yang di dalamnya disebut nama Allah, kecuali Allah akan membanggakan majelis itu di hadapan para malaikat.” Ia menyebut majelis dzikir malam itu sangat mulia karena nama Allah digemakan dan harapan rakyat ditumpahkan dengan keikhlasan.

KH Abdurrahman menegaskan bahwa perjuangan mewujudkan daerah istimewa bukan sekadar aspirasi politik, melainkan juga jihad kebudayaan dan spiritual. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu, bersungguh-sungguh, dan meneguhkan tekad. “Mari kita luruskan shaf-shaf kita untuk memperjuangkan Riau sebagai daerah istimewa. Jangan ada shaf yang kosong, jangan ada hati yang ragu,” pesannya.

Malam itu, dzikir dan doa dipimpin oleh Dr. KH. A Abu Zazid, SHM, M.Pd.I, dengan lantunan tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar yang menggema sebagai doa kolektif agar perjuangan daerah istimewa Riau mendapatkan keberkahan dan dikabulkan oleh Allah SWT.