KabarPekanbaru.com — Penjabat Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, menegaskan komitmen pemerintah kota dalam memastikan seluruh lapisan masyarakat mendapatkan akses layanan kesehatan yang mudah, cepat, dan menyeluruh.
Melalui Program Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC), Pemko memastikan seluruh warga cukup menunjukkan KTP untuk mendapat layanan berobat gratis di fasilitas kesehatan.
“Program UHC ini menjangkau seluruh warga hanya dengan KTP. Namun, agar lebih optimal dan berkelanjutan, kami sedang menyelaraskan skema pembiayaan bersama Pemerintah Provinsi Riau,” ujar Zulhelmi Arifin seusai Rapat Koordinasi Program Kesehatan, Selasa (13/5/2025).
Saat ini, skema pembiayaan dibagi antara Pemko dan Pemprov dengan proporsi masing-masing 45 dan 55 persen. Meski demikian, belum seluruh kebutuhan pembiayaan tertutupi. Pemko berencana mengajukan penyesuaian porsi kepada Pemprov demi memperluas cakupan pelayanan.
Selain UHC, pemerintah kota juga menyiapkan inovasi darurat medis dengan membentuk Tim Reaksi Cepat yang terintegrasi dalam sistem Public Service Center (PSC), terinspirasi dari model yang telah diterapkan di Surabaya. Layanan ini akan diperkuat dengan ambulans modern dan dukungan aplikasi digital yang dikembangkan bersama Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfotiksan).
“Warga yang mengalami kondisi kritis, seperti serangan jantung atau stroke, cukup mengakses PSC lewat aplikasi. Ambulans terdekat akan segera dikerahkan. Warga bahkan bisa memantau ambulans secara real-time, layaknya memesan layanan transportasi daring,” terang Zulhelmi yang akrab disapa Ami.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan program terbaru Pemko Pekanbaru yakni pemasangan gigi palsu gratis bagi masyarakat. Sebanyak 231 warga terdaftar sebagai penerima manfaat dalam program yang menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-241 Kota Pekanbaru.
Inisiatif ini tak hanya bersifat estetis, namun juga memiliki dampak kesehatan signifikan. “Gangguan pencernaan seperti mag atau dispepsia, yang termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak di Pekanbaru, kerap bermula dari kemampuan mengunyah yang tidak optimal. Fungsi gigi geraham dalam proses pencernaan sangat krusial, karena berpengaruh terhadap produksi enzim seperti amilase,” jelas Ami.
Tak berhenti di situ, Pemko juga tengah mengkaji skema aksesibilitas menuju Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani. Salah satu opsi yang dibahas adalah pemberlakuan tarif gratis Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) bagi pasien yang hendak berobat ke rumah sakit tersebut.
“Kami akan konsultasikan hal ini lebih lanjut kepada Wali Kota. Sebelumnya, beliau sudah menggagas transportasi gratis untuk pelajar. Kini kami ingin memperluas manfaatnya bagi masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan,” ujarnya.
Peningkatan kualitas layanan RSD Madani juga menjadi fokus, mulai dari penguatan SDM, pemutakhiran peralatan medis, hingga ketersediaan obat-obatan esensial. Semua langkah ini merupakan upaya kolektif Pemko untuk memastikan kesehatan menjadi hak yang nyata, bukan sekadar janji administratif.