Polda Riau Perkuat Indonesia Safety Driving Centre demi Budaya Lalu Lintas yang Aman dan Beradab

Berita Utama48 Dilihat

KabarPekanbaru.com — Direktorat Lalu Lintas Polda Riau terus menguatkan komitmennya dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas dan membangun budaya tertib berkendara melalui pengembangan Indonesia Safety Driving Centre (ISDC) sebagai pusat pelatihan keselamatan berlalu lintas yang terintegrasi.

Dirlantas Polda Riau Kombes Taufiq Lukman menegaskan bahwa ISDC bukan sekadar tempat belajar mengemudi, melainkan pusat pembentukan karakter dan kesadaran berlalu lintas bagi seluruh lapisan masyarakat.

“ISDC ini dirancang untuk mendidik siapa saja yang terlibat dalam aktivitas berlalu lintas—baik pengemudi pemula, sopir profesional, petugas lalu lintas, hingga pelatih dan penguji SIM. Tujuan utamanya jelas: mewujudkan lalu lintas yang aman, tertib, dan selamat,” ujar Taufiq, Kamis (29/5/2025).

Materi pelatihan di ISDC mencakup teori keselamatan dasar, teknik mengemudi, hukum lalu lintas, etika di jalan, penanganan situasi darurat, hingga simulasi kecelakaan. Pendekatan yang digunakan bersifat praktik dan kontekstual, menyesuaikan kebutuhan peserta. ISDC juga menerapkan pendekatan pembentukan karakter untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.

Menurut Taufiq, penguatan ISDC menjadi bagian dari dukungan Polda Riau terhadap Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (RUNK LLAJ). Program ini mengacu pada lima pilar keselamatan: manajemen keselamatan jalan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan, dan penanganan pasca kecelakaan.

“Yang kami dorong adalah bagaimana masyarakat tidak hanya bisa menyetir, tapi juga memiliki etika, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap keselamatan,” tegasnya.

ISDC dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti area praktik berkendara, simulator, serta laboratorium riset kecelakaan. Pusat ini juga terintegrasi dengan program strategis Polri, termasuk sistem SIM berbasis kompetensi, Traffic Attitude Record (TAR), dan sistem poin pelanggaran (demerit point) yang memengaruhi proses perpanjangan SIM.

“ISDC adalah bentuk nyata kepedulian Polri dalam menyelamatkan nyawa. Ini bukan program jangka pendek, tapi langkah strategis jangka panjang untuk membentuk masyarakat berlalu lintas yang disiplin dan beradab,” tutup Taufiq.

Dengan kurikulum yang terstruktur, pelatih bersertifikasi, dan pendekatan modern, ISDC diharapkan menjadi pusat unggulan keselamatan lalu lintas, tak hanya di Riau tetapi juga di tingkat nasional.