KabarPekanbaru.com — Prevalensi stunting Kota Pekanbaru mengalami penurunan signifikan yakni berada di angka 8,7 persen dibanding tahun 2023 yang berada di angka 16,8 persen.
Dilansir dari laman Pemerintah Kota Pekanbaru, angka stunting di Kota Pekanbaru tahun 2023 turun menjadi 115 anak dari kasus stunting pada tahun 2022 318 anak.
Dengan pencapaian tersebut, Pekanbaru menjadi Kota Kabupaten kedua terbaik dan menerima penghargaan atas penurunan angka stunting di Provinsi Riau tahun 2024.
Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun mengungkapkan, terima kasih atas penghargaan yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tersebut.
Ia, berharap penghargaan yang diterima bisa menjadi motivasi bagi Pemko Pekanbaru untuk terus berupaya maksimal menurunkan dan mengentaskan stunting di Kota Bertuah.
“Karena penghargaan ini bukan tujuan akhir yang ingin kita capai. Tapi bagaimana dengan penghargaan yang didapat ini, kita menjadi lebih semangat dan aktif dalam melaksanakan program percepatan penurunan stunting,” ucapnya.
Muflihun tak lupa menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerjasama berbagai pihak dalam penanganan stunting di Kota Pekanbaru.
“Dengan adanya kolaborasi, tentu penanganan yang kita lakukan bisa lebih maksimal. Sebab, Kota Pekanbaru memiliki target menjadi zero stunting,” ujarnya.
Diketahui, 115 anak dengan kondisi stunting di Pekanbaru akan diberikan pendampingan oleh Pemko Pekanbaru melalui program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
Dalam program ini, Pj Walikota Pekanbaru Muflihun, Forkopimda, Sekdako Indra Pomi Nasution dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ditetapkan sebagai orangtua pendamping bagi anak stunting.
Dijalankan selama 6 bulan, masing-masing bapak asuh anak stunting wajib memberikan bantuan makanan penunjuang pertumbuhan kepada anak asuh stunting masing-masing dengan besaran Rp500 ribu per bulan.