Puncak Ibadah Haji Armuzna Digelar 5–9 Juni 2025, Kakanwil Kemenag Riau Beri Pesan Penting untuk Petugas dan Jemaah

Berita Utama22 Dilihat

KabarPekanbaru.com — Puncak pelaksanaan ibadah haji yakni rangkaian Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) akan berlangsung pada tanggal 5 sampai 9 Juni 2025, bertepatan dengan 9 hingga 13 Dzulhijjah 1446 H. Fase ini sangat menentukan kesempurnaan ibadah para jemaah haji.

Menyambut persiapan penting tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Muliardi, menyampaikan pesan khusus kepada seluruh petugas dan jemaah haji asal Riau.

“Kami titipkan pesan penting, mengingat wukuf di Arafah adalah Rukun Haji. Haji itu Arafah,” tegas Muliardi.

Ia mengingatkan agar petugas PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Kloter aktif mengajak jemaah untuk memperbanyak istighfar dan doa demi kesuksesan pelaksanaan Armuzna, khususnya sebelum keberangkatan menuju Arafah pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Selain itu, Muliardi meminta PPIH Kloter memastikan seluruh jemaah dari berbagai kafilah pemberangkatan dapat terangkut dengan baik ke lokasi Armuzna. Menurutnya, penting untuk menyiapkan pola komunikasi yang efektif guna mengatasi tantangan teknis selama proses tersebut.

“Selama di Arafah, kami tegaskan agar seluruh jemaah tidak keluar dari tenda sebagai upaya menghindari teriknya matahari dan suhu tinggi yang diperkirakan mencapai 50 derajat Celsius. Petugas TPIHI (Tim Pendamping Ibadah Haji Indonesia) diupayakan membimbing jemaah dalam berzikir dan berdoa,” tambahnya.

Terkait pelaksanaan khutbah wukuf, Muliardi menegaskan agar materi khutbah berfokus pada kesyukuran atas kesempatan menunaikan ibadah haji serta muhasabah diri, tanpa memasukkan kritik terhadap pemerintah Arab Saudi atau Indonesia. Durasi khutbah disarankan berlangsung 15 hingga 20 menit.

Saat pelaksanaan melontar jumrah di Mina, jemaah dihimbau menggunakan jalur lantai 3 dan tidak melintasi jalur bawah atau lantai dasar, dengan jadwal yang telah ditentukan oleh petugas agar tertib dan lancar.

Muliardi mengakhiri dengan harapan agar petugas dan jemaah dapat melaksanakan tugas dan ibadah dengan tulus, sehingga seluruh pengkhidmatan kepada Dhuyufurrahman (tamu Allah) mendapat keridhaan dari Allah SWT.