Kabarpekanbaru.com- Minggu,(08/09/2024), menjadi momen bersejarah bagi warga Desa Tanjung Benanak, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Anggota Paguyuban Seni Budaya Suko Laras Kendali Bendung Sejati (SLKBS) menggelar pertunjukan tari Kuda Lumping yang memukau. Pertunjukan ini tidak hanya merupakan ajang hiburan, tetapi juga bagian penting dari upaya melestarikan seni tradisi leluhur, terutama bagi generasi muda yang lahir dan tumbuh di tanah perantauan.
Desa Tanjung Benanak, yang dibuka pada tahun 90-an, merupakan salah satu desa transmigrasi yang kini menjadi rumah bagi banyak keluarga dari Jawa. Kehadiran mereka di Jambi membawa serta budaya dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tari Kuda Lumping menjadi simbol penghubung antara identitas budaya mereka dan kehidupan baru di tanah perantauan.
Sejarah Tari Kuda Lumping
Tari Kuda Lumping ini memiliki akar yang kuat dalam budaya Jawa dan telah ada sejak lama. Tari ini dikenal sebagai seni pertunjukan yang melibatkan penari yang mengenakan kostum berbentuk kuda. Asal-usul tari ini berawal dari tradisi pertunjukan rakyat di Jawa, yang sering dipentaskan dalam berbagai acara, seperti perayaan desa, panen, dan pernikahan. Biasanya, pertunjukan ini dilakukan oleh sekelompok penari yang menceritakan kisah-kisah mitologi, sejarah, atau kehidupan sehari-hari masyarakat.
Salah satu aspek menarik dari Tari Kuda Lumping adalah penggabungan antara gerakan tari dengan elemen magis. Dalam pertunjukan ini, penari sering kali dianggap sebagai perwujudan kuda yang melambangkan kekuatan, keberanian, dan semangat juang. Gerakan penari yang dinamis dan energik menciptakan suasana yang memikat dan penuh semangat.
Tari Kuda Lumping juga memiliki unsur ritual. Dalam beberapa pertunjukan, penari dapat memasuki keadaan trance, yang dianggap sebagai bentuk komunikasi dengan dunia spiritual. Hal ini menambah daya tarik dan keunikan tari ini, menjadikannya tidak hanya sekadar hiburan tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan spiritual.
Daya Tarik Tari Kuda Lumping
Salah satu daya tarik utama dari Tari Kuda Lumping adalah visualisasinya yang memukau. Penari tampil dengan kostum berwarna-warni yang mencolok, lengkap dengan aksesori khas yang melambangkan kuda. Gerakan yang penuh semangat, disertai dengan iringan musik gamelan tradisional, menciptakan suasana yang magis dan menawan. Penonton akan terbawa suasana, seolah-olah ikut merasakan petualangan yang diceritakan dalam tarian.
Selain itu, tari ini juga memiliki elemen interaktif. Sering kali, penari mengundang penonton untuk ikut serta dalam tarian, menciptakan kedekatan antara penari dan penonton. Ini adalah cara yang efektif untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam melestarikan tradisi dan budaya mereka.
Kepala Desa (Kades) Tanjung Benanak yang hadir dalam pertunjukan tersebut menyatakan bahwa, “Kami sangat bangga dengan upaya Paguyuban SLKBS dalam melestarikan seni dan budaya. Tari Kuda Lumping adalah cara yang bagus untuk mengajarkan anak-anak tentang warisan budaya mereka.” Ia berharap, generasi muda dapat mengenali dan mencintai budaya asal mereka, sehingga seni dan tradisi ini dapat terus hidup di tengah arus modernisasi.
Menjaga Warisan Budaya
Kegiatan ini bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga warisan budaya di tengah tantangan globalisasi. Dengan mempertahankan tradisi dan seni, masyarakat Desa Tanjung Benanak dapat menjaga identitas mereka, meskipun jauh dari tanah kelahiran. Melalui kegiatan seperti ini, generasi muda diharapkan dapat menyadari pentingnya melestarikan budaya dan tradisi yang telah ada sebelum mereka.
Paguyuban Suko Laras Kendali Bendung Sejati (SLKBS ) berencana untuk terus menggelar pertunjukan dan kegiatan seni lainnya. Mereka juga ingin menggandeng komunitas seni dari daerah lain untuk berkolaborasi, sehingga dapat saling memperkaya budaya masing-masing. Dengan semangat kebersamaan dan dukungan dari semua pihak, diharapkan upaya melestarikan seni dan budaya ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Tanjung Benanak dan sekitarnya.
Dengan semua keindahan dan keunikan yang dimiliki, Tari Kuda Lumping ini menjadi salah satu jendela yang membawa penonton untuk memahami dan mengapresiasi budaya Jawa yang kaya. Pertunjukan ini bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi untuk generasi mendatang.